MEKANISME DASAR GENETIKA
Mekanisme
genetik menjelaskan tentang proses transkripsi dan translasi di mana di
dalamnya terdiri dari komponen tentang gen, kromosom, DNA dan RNA. Gen
merupakan sepenggalan DNA yang
memiliki urutan basa tertentu dan berfungsi mengkode pembuatan satu macam
polipeptida. Panjang pendeknya urutan basa (gen) menentukan panjang pendeknya
rantai asam amino pada polipeptida. Semakin panjang urutan basa, semakin
panjang asam amino yang menyusun polipeptida itu. Hal tersebut akan dibahas
lebih lanjut pada pembahasan tentang DNA.
Didalam
gen terdapat kromosom yang terdiri dari DNA heliks ganda, histon, dan
nukleusom. Di dalam DNA akan mengalami traskripsi dan translasi. Proses
transkripsi terdiri dari tahap-tahap inisiasi, pemanjangan dan terminasi. Dan
di dalam proses translasi terdiri dari tahap pengenalan kodon, pembentukan
ikatan peptide dan traslokasi. Dalam ini juga di bahas tentang persamaan dan
perbedaan DNA dan RNA secara umum. Serta akan dibahas sejarah gentika secara singkat.
A. GEN
Istilah gen diperkenalkan pertama kali oleh
W. Johannsen (1909). Gen adalah suatu unit keturunan berupa segmen
tertentu dari molekul DNA yang umumnya terletak dalam kromosom dan
memperlihatkan ekspresinya berupa penampakan fisik (fenotip). Seorang ahli
genetika dari Amerika bernama Thomas Hunt Morgan melakukan percobaan
pada lalat buah (Drosophila melanogaster), mengemukakan bahwa faktor
keturunan yang dinamakan gen tersimpan dalam kedudukan tertentu pada kromosom
yang disebut lokus. Secara skematis, lokus merupakan simpul atau bulatan
berderet yang jaraknya diukur dalam satuan milimorgan (mM). Kromosom mengandung
ribuan gen. Pada manusia setidaknya terdapat 100.000 gen.
Pada saat Mendel mempublikasikan hasil
penelitiannya, konsep sel sebagai unit dasar hidup telah berumur kurang-lebih
30 tahun. Namun saat itu, elemen-elemen struktural sel baru dalam proses
penelitian intensif sejalan dengan dikembangkannya mikroskop dan sistem pewarna
sel. Rekaan pertama hasil studi ini adalah bahwa sel terdiri dari dua domain
yang terpisah dengan jelas: bagian inti (nukleus) dan bagian pinggiran
(sitoplasma). Keduanya dipisahkan oleh selaput inti.
Ditemukan selanjutnya bahwa pada bagian
inti ada dua bagian yang secara morfologi dapat dibedakan, yaitu daerah butiran
(kromatin) yang berwarna lebih kuat jika di warnai dengan pewarna tertentu, dan
bagian inti nukleus (nucleolus) yang warnanya tidak serupa dengan kromatin.
Sitoplasma sendiri terdiri dari beberapa organela seperti sentriola dan
vakuola.
Studi-studi embriologi menunjukan bahwa
sel-sel penyusun tubuh organisme tingkat tinggi berasal dari suatu seri
pembelahan sel yang diawali oleh sel telur yang dibuahi (diktum Rudolf Virchow,
tahun 1850-an). Dari studi-studi sitologi sel kelamin jantan dan sel kelamin betina,
ditemukan bahwa walaupun ukuran sel telur sangat besar, namun baik sel kelamin
jantan dan sel kelamin betina memiliki inti sel dengan ukuran yang sama, dan
kedua-duanya memberi sumbangan hereditas yang sama.
Dikarenakan kesamaan sumbangan sel kelamin
jantan dan sel kelamin betina kepada pewarisan sifat, dan ketidakseimbangan
kontribusi daerah sitoplasma, maka diduga inti sel dan bukan sitoplasma sebagai
tempat bersemayannya pewarisan sifat seluler.
Pada saat Mendel meninggal tahun 1884,
telah diketahui bahwa kromatin inti sel terdiri dari partikel-partikel yang
membentuk benang-benang dengan jumlah tertentu, atau kromosom, dan yang sangat
penting adalah bahwa inti sel jantan dan inti sel betina menyumbangkan kromosom
dalam jumlah yang sama kepada telur yang dibuahi. Setelah pembelahan sel telur,
setiap anggota dari satuan ganda kromosom ini nampak terbelah secara
longitudinal dan dipilah ke dalam dua sel turunan (daughter cells) melalui
suatu proses yang dinamakan mitosis. Melalui proses ini, setiap sel memperoleh
kedua set ganda kromosom dari sel telur yang dibuahi.
Analisis mikroskopik sel-sel ovarium dan
testis binatang dewasa yang aktif membela tersingkap bahwa ada proses lain dari
pemilahan kromosom. Pada sel-sel ini, jumlah kromosom per tubuh sel menjadi
setengah, sehingga inti sel dari sel telur dan sel sperma mengandung satu set
tunggal kromosom yang dimiliki oleh telur dan sperma dari bapak dan ibu.
Proses-proses tersebut disebut meiosis.
Wilhelm Roux (1880-an) berpendapat bahwa
sangat sulit membayangkan jika mitosis dan meiosis hadir tanpa maksud yang
baik. Proses meiosis dan mitosis ada karena kromosom adalah penyusun bahan
hereditas, demikian argumentasinya. Tanpa sadar atas penemuan Mendel, ia
mengajukan postulat bahwa unit-unit hereditas diatur secara linier dalam
benang-benang kromosom.
Pemikiran Roux’s langsung di sambar oleh
August Weismann dan mengembangkannya ke dalam teori yang lebih sempurna
mengenai hereditas dan perkembangan. Ia mengemukakan bahwa pada organisme
multiseluler yang berbiak secara seksual, jumlah satuan-satuan hereditas
diparuh pada saat pembentukan sel telur betina dan sperma atau tepungsari
(sel-sel germ). Jumlah awal satuan-satuan hereditas kemudian dipulihkan saat
penggabungan inti sel telur betina dan jantan dalam proses pembuahan yang
menghasilkan individu baru. Bahan hereditas individu baru ini setengahnya
berasal dari sang ibu dan setengahnya lagi dari sang ayah.
Weissmann gegabah dengan mengatakan bahwa
setiap kromosom dalam inti sel membawa semua informasi untuk memproduksi satu
individu tunggal. Hal ini tidak sesuai kenyataan bahwa tanaman kapri memiliki
14 kromosom, dan tidak cocok dengan inferensi Mendel (yang saat itu belum
diketahui) bahwa tanaman kapri memiliki dua, dan bukan empat belas, kopy dari setiap
satuan hereditasnya. Teori Weissman menjadi sangat dikenal saat itu, dan
mendorong studi-studi pemuliaan kuantitatif seperti yang telah dibuat Mendel 35
tahun sebelumnya.
Salah satu pendukung utama Teori Weissman
adalah Hugo de Vries. Walaupun de Vries menolak beberapa pandangan teori ini,
ia melengkapinya dengan mengatakan bahwa setiap satuan-satuan hereditas yang
dipostulatkan mengendalikan karakter tunggal, dan unit-unit ini dapat di
kombinasikan dengan berbagai cara pada turunannya. Untuk menguji dugaan ini,
dia melakukan percobaan seperti yang dilakukan oleh Mendel, dengan kesimpulan
yang sama seperti yang diperoleh Mendel. Percobaan dan kesimpulan yang sama
pada waktu yang hampir bersamaan (dua bulan dilaporkan lebih awal) juga
dilakukan oleh Carl Correns (Januari
1900).
Ditemukannya kembali tulisan-tulisan Mendel
melahirkan kegemparan yang luar biasa di kalangan ilmuan karena hukum-hukum
yang dideduksi dari percobaan-percobaannya kemudian dapat dipahami dalam
pengertian perilaku kromosom dalam mitosis dan meiosis, yaitu bahwa setiap
kromosom membawa hanya sebagian dari semua satuan hereditas yang penting untuk
memproduksi individu sempurna, sehingga keseluruhan unit kromosom yang ada
dalam sel germ mencakup hanya satu jiplakan (copy) dari setiap unit. Sel yang
membawa unit kromosom tunggal ini disebut dalam keadaan haploid. Sehingga,
individu yang berasal dari telur yang dibuahi mengandung sepasang satuan
hereditas homologi, yaitu yang berasal dari bapak dan ibu. Sel yang membawa
satuan kromosom ganda dikatakan dalam keadaan diploid.
Di saat terjadi reduksi dalam meiosis dari
dua kromosom dalam sel-sel diploid menjadi masing-masing unit tunggal, maka
individu memberikan satu jiplakan tunggal dari setiap satuan hereditas ke
sel-sel germ haploid yang dengannya ia memperanakan turunannya.
Terjelaskannya faktor Mendel dalam perilaku
mitosis dan meiosis melahirkan dorongan yang luar biasa untuk melakukan
studi-studi genetika. Istilah-istilah baru kemudian muncul. Yang muncul pertama
kali adalah disiplin itu sendiri diberi nama genetika (genetics), dan unit
bawaan dasar Mendel disebut gen (gene). Dua gen homologi mewakili dua bentuk
alternatif disebut allelomorf (allelomorphs) yang kemudian disingkat allela
(alleles). Individu yang berkembang dari telur yang dibuahi disebut zigot
(zygote), individu homozigot (homozygote) yaitu individu yang membawa sepasang
allela identik, dan sebaliknya heterozigot (heterozygote) bagi individu yang
membawa sepasang allela yang berbeda dari gen tertentu. Jumlah keseluruhan gen
yang ada dalam satu individu, dengan kata lain seluruh kromosom disebut genom
(genome).
Di tahun 1901 de Vries mengajukan proposal
bahwa alella-allela berbeda dari gen yang sama muncul melalui perubahan tidak
kontinu dan sekonyong-konyong, suatu proses yang dinamainya mutasi (mutation).
Dengan ide mutasi, berkembang selanjutnya mutasi gen sebagai sumber keragaman
genetis. Konsep-konsep yang diturunkan dari hukum Mendel kemudian diperluas
pada berbagai organisme yang lain.
B. KROMOSOM
Menemukan letak gen pada kromosom, penjelasan faktor herediter oleh Gregor Mendel murni merupakan konsep
abstrak saat keberadaan nya diajukan oleh sang biarawan pada tahun 1860-an.
Pada saat itu, struktural selyang bsia menampung unit-unit iomajiner ini belum
diketahui. Bahkan setelah kromosom bisa diamati untuk pertama kali, banyak ahli
biologi tetap skeptis terhadap hukum-hukum Mendel tentang segregasi dan
pemilahan bebas sampai ada cukup bukti bahwa prinsip-prinsip pewarisan-sifat
ini memiliki dasar fisik pada perilaku kromosom.
Sekarang,
kita dapat menunjukkan bahwa Gen ‘Faktor
Mendel terletak disepanjang kromosom. Kita bisa melihat lokasi gen
tertentu dengan cara melbeli kromosom dengan pewarna fluorosen yang membuat gen
berpendar.
Melalui studi morfologi kromosom, Morgan
dan kawan-kawan membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata dalam
perangkat kromosom jantan dan betina. Pada sel diploid betina terdapat 4 pasang
kromosom homologi; pada sel diploid jantan hanya terdapat tiga pasang, dua
kromosom sisanya nampaknya tidak sepadan, yang satu berukuran besar dan yang
lain berukuran kecil. Kedua kromosom berbeda itu disebut X dan Y.
Sumber: Campbell, 2008
Gambar: kromosom X dan Y
|
Secara kimiawi, gen merupakan sepenggal DNA yang memiliki urutan basa
tertentu dan berfungsi mengkode pembuatan satu macam polipeptida. Panjang
pendeknya urutan basa (gen) menentukan panjang pendeknya rantai asam amino pada
polipeptida. Semakin panjang urutan basa, semakin panjang asam amino yang
menyusun polipeptida itu. Hal tersebut akan dibahas lebih lanjut pada
pembahasan tentang DNA.
Sumber: biologi-news.blogspot.com |
1.
DNA, heliks
ganda
Disini ditunjukkan model pita
DNA, dengan setiap pita yang merepresentasikan satu tulang punggung gula
fosfat. TEM menunjukkan molekul DNA
telanjang. Heliks ganda itu sendiri lebarnya 2nm.
2.
Histon
Protein yang disebut histon
bertanggung jawab atas tingkat pertama pengemasan DNA dalam kromatin. Walaupun
setiap histon kecil mengandung sekitar 100 asam amino masa total histon dalam
kromatin kira-kira setara dengan masa DNA. Lebih dari seperlima asam amino
histon bermuatan positif ( lisin atau arginin ) dan berikatan erat dengan DNA
yang bermuatan negatif.
Ada empat tife histon yang
paling umum dalam kromatin : H2A, H2B, H3 dan H4. Keempatnya sangat mirip pada
eukarota. Misalnya, hampir semua kecuali dua asam amino pada H4 sapi identik
dengan pada H4 ercis. Pelestarian gen-gen histon saat evolusi mungkin
mencerminkan peran penting histon dalam mengorganisasi DNA dalam sel.
Keempat tife utama histon
sangat penting untuk tingkat pengemasan DNA berikutnya ( tife histon kelima,
H1, terlibar dalam pengemasan tahap lanjut).
3.
Nukleosom
atau manik-manik dironce
Pada mikrofag elektron
kromatin yang tak menggulung berdiameter 10nm ( serat 10nm). Kromatin itu
menyerupai manik-manik yang dironce. Setiap manik-manik merupakan nukleosom,
unit dasar pengemasan DNA. Benang diantara manik-manik disebut DNA penaut (
linker DNA).
Nukleosom terdiri atas DNA
yang melilit dua kali disekeliling protein yang terdiri atas dua molekul,
masing-masing dari empat tife histon. Ujung amino ( N – terminus ) setiap
histon ( ekor histon ) menjulur keluar dari nukleosom.
Pada siklus sel histon
meninggalkan DNA hanya sejenak saat replikasi. Umumnya histon melakukan hal
yang sama saat ekspresi gen, proses lain yang membutuhkan proses akses ke DNA
oleh mekanisme molekular sel.
4.
Serat 30 nm
Tingkat pengemasan berikutnya
disebabkan oleh interaksi antara ekor-ekor histon salah satu nukleosom dan DNA
penaut serta nukleosom disisi lain. Histon kelima. Terlibat dalam tingkat ini.
Interaksi-interaksi ini menyebabkan serat 10 nm yang membentang menjadi
terkumpar atau tergulung, membentuk serat kromatin setebal kira-kira 30 nm,
serat 30 nm. Walaupun serat 30 nm cukup banyak terdapat dalam nukleus
interfase, tatanan pengemasan nukleosom dalam bentuk kromatin ini masih
diperdebatkan.
5.
Doamain
berkelok ( serat 300 nm )
Serat 30 nm sendiri membentuk
kelokan kelokan yang disebut domain berkelok ( looped domain ) yang melekat keperancah kromosom
dari protein, sehingga membentuk serat 300 nm. Rancah kaya akan salah satu tife
topoisomerase, dan tampaknya terdapat pula molekul H1.
6.
Kromosom
metafase
Dalam kromosom metotik,
domain berkelok mengumpar dan menggulung lagi dengan cara yang belum sepenuhnya
dimengerti, sehingga kromatin makin dipadatkan, membentuk kromosom metafase
khas yang ditunjukan oleh mikrograf diatas. Lebar satu kromatid adalah 700 nm.
Gen tertentu selalu terdapat ditempat yang sama dalam kromosom metafase
mengindikasikan bahwa langkah-langkah pengemasan sangat spesifik dan tepat.
C. DNA DAN RNA
Asam
nukleat adalah polinukleotida yang terdiri dari unit-unit mononukleotida, jika
unit-unit pembangunnya dioksinukleotida maka asam nukleat itu disebut
dioksiribonukleat (DNA) dan jika terdiri dari unit-unit mononukleotida disebut
asam ribonukleat (RNA). DNA dan RNA mempunyai sejumlah sifat kimia dan fisika
yang sama sebab antara unit-unit mononukleotida terdapat ikatan yang sama yaitu
melalui jembatan fosfodiester antara posisi 3′ suatu mononukleotida dan posisi
5′ pada mononukleotida lainnya (Harpet, 1980). Dua tipe
utama asam nukleat adalah asam dioksiribonukleat(DNA) dan asam
ribonukleat(RNA). DNA terutama ditemui dalam inti sel, asam ini merupakan
pengemban kode genetik dan dapat memproduksi atau mereplikasi dirinya dengan
tujuan membentuk sel-sel baru untuk memproduksi organisme itu dalam sebagian
besar organisme, DNA suatu sel mengerahkan sintesis molekul RNA, satu tipe RNA,
yaitu messenger RNA (mRNA), meninggalkan inti sel dan mengarahkan tiosintesis
dari berbagai tipe protein dalam organisme itu sesuai dengan kode DNA-nya
(fessenden, 1990).
A. DNA
1 1. PENGERTIAN DNA
Asam deoksiribonukleat (DNA) adalah asam nukleat
yang berisi instruksi genetik yang
digunakan dalam pengembangan dan fungsi
dari semua organisme hidup dikenal
dan beberapa virus. Peran utama
dari molekul DNA adalah
penyimpanan jangka panjang informasi.
DNA sering dibandingkan dengan satu set cetak biru atau resep, atau kode,
karena berisi petunjuk yang dibutuhkan untuk membangun komponen
lain sel, seperti protein dan molekul RNA. Segmen
DNA yang membawa informasi
genetik ini disebut gen, tetapi urutan DNA lain
memiliki tujuan struktural, atau terlibat
dalam mengatur penggunaan informasi
ini genetik.
Secara kimia, DNA terdiri dari dua
polimer panjang dari unit
sederhana yang disebut nukleotida, dengan tulang punggung terbuat dari gula dan gugus fosfat bergabung
dengan ikatan ester. Kedua
helai berjalan di arah yang berlawanan satu sama lain dan karena itu anti-paralel. Melekat pada setiap gula
adalah salah satu dari empat jenis
molekul yang disebut basa. Ini adalah urutan empat
basa sepanjang tulang punggung yang mengkodekan informasi. Informasi ini dibaca dengan menggunakan
kode genetik yang menentukan urutan asam amino dalam
protein. Kode ini membaca dengan menyalin membentang dari DNA ke
RNA asam nukleat
terkait, dalam proses yang disebut
transkripsi.
Dalam sel, DNA disusun dalam struktur panjang yang disebut kromosom. Kromosom yang
diduplikasi sebelum sel-sel membagi,
dalam proses yang disebut replikasi DNA.
Organisme eukariotik (hewan, tumbuhan, jamur, dan protista) menyimpan sebagian besar DNA mereka di dalam inti sel dan
beberapa DNA mereka dalam organel, misalnya mitokondria atau kloroplas. Sebaliknya, prokariota
(bakteri dan archaea) menyimpan DNA mereka hanya dalam sitoplasma.
Dalam kromosom, protein kromatin seperti histon
kompak dan mengatur DNA. Struktur ini kompak
memandu interaksi antara DNA dan protein lain, membantu kontrol bagian mana dari DNA ditranskripsi. (news
medical. 18.41 WIB)
2.
STRUKTUR DNA
Sebuah unit monomer DNA yang terdiri dari ketiga komponen tersebut
dinamakan nukleotida, sehingga DNA tergolong sebagai polinukleotida.
Rantai DNA memiliki lebar 22-24 Ã…, sementara panjang satu unit nukleotida 3,3 Ã….
Walaupun unit monomer ini sangatlah kecil, DNA dapat memiliki jutaan nukleotida
yang terangkai seperti rantai. Misalnya, kromosom terbesar pada manusia terdiri
atas 220 juta nukleotida.
Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang
berselang-seling. Gula pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua
gugus gula terhubung dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester antara atom karbon ketiga pada cincin satu
gula dan atom karbon kelima pada gula lainnya.
B. RNA
1. PENGERTIAN RNA
RNA ( ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat
merupakan makromolekul yang berfungsi sebagai penyimpan dan penyalur informasi
genetik.RNA sebagai penyimpan informasi genetik misalnya pada materi genetik
virus, terutama golongan retrovirus.RNA sebagai penyalur informasi genetik
misalnya pada proses translasi untuk sintesis protein.RNA juga dapat berfungsi
sebagai enzim ( ribozim ) yang dapat mengkalis formasi RNA-nya sendiri atau
molekul RNA lain. RNA merupakan hasil transkripsi dari suatu
fragmen DNA, sehingga RNA merupakan polimer yang jauh lebih pendek dibandingkan
DNA.
3. STRUKTUR RNA
RNA merupakan rantai tunggal polinukleotida. Setiap
ribonukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu :
● 5 karbon
● Basa nitrogen yang terdiri dari golongan
purin (yang sama dengan DNA) dan golongan pirimidin yang berbeda yaitu sitosin
(C) dan Urasil (U)
● Gugus fosfat
Gambar: Struktur DNA |
4. TIPE RNA
RNA terdiri dari tiga tipe, yaitu mRNA (
messenger RNA ) atau RNAd ( RNA duta ), tRNA ( transfer RNA ) atau RNAt ( RNA
transfer ), dan rRNA ( ribosomal RNA ) atau RNAr ( RNA ribosomal ).
a.
RNA-d
RNAd merupakan RNA yang urutan basanya
komplementer dengan salah satu urutan basa rantai DNA.RNA-d membawa pesan atau
kode genetik (kodon) dari kromosom (di dalam inti sel) ke ribosom (di
sitoplasma).Kode genetik RNA-d tersebut kemudian menjadi cetakan utnuk
menetukan spesifitas urutan asam amino pada rantai polipeptida.RNA-d berupa
rantai tunggal yang relatif panjang.
http://www.odec.ca/projects/2004/mcgo4s0/public_html/t3/RNA.html |
b.
RNA-r
RNA-r merupakan komponen struktural yang
utama di dalam ribosom.Setiap subunit ribosom terdiri dari 30 – 46% molekul
RNA-r dan 70 – 80% protein.
http://www.mun.ca/biology/scarr/rRNA_folding.html |
c.
RNA-t
RNA-t merupakan RNA yang membawa asam amino
satu per satu ke ribosom.Pada salah satu ujung RNA-t terdapat tiga rangkaian
baa pendek ( disebut antikodon ).Suatu asam amino akan melekat pada ujung RNA-t
yang berseberangan dengan ujung antikodon.Pelekatan ini merupakan cara
berfungsinya RNA-t, yaitu membawa asam amino spesifik yang nantinya berguna
dalam sintesis protein yaitu pengurutan asam amino sesuai urutan kodonnya pada
RNA-d.
C.
PERBEDAAN DNA DAN RNA
DNA
|
RNA
|
|
Komponen
|
-Gula pada DNA deoksiribosa,
-Basa nitrogen :
Purin: Adenin dan Guanin
Pirimidin :Timin dan sitosin
|
-Gula pada RNA adalah ribosa,
-Basa nitrogen :
Purin : Adenin dan Guanin
Pirimidin : Urasil dan sitosin
|
Bentuk
|
Rantai panjang , ganda, dan berpilin (double
heliks)
|
Rantai pendek, tunggal, dan tidak berpilin
|
Letak
|
Terletak di dalam nukleus, kloroplas,
mitokondria
|
terletak di dalam nukleus, sitoplasma,
kloroplas, mitokondria
|
Kadar
|
Tetap
|
Tidak tetap
|
D. TRANSKRIPSI DAN
TRANSLASI
vidio proses transkripsi dan translasi ....!!
Sintesis
protein adalah proses pencetakan protein dalam sel. Sifat enzim (protein)
sebagai pengendali dan penumbuh karakter makhluk hidup ditentukan oleh jumlah
jenis, dan urutan asam amino yang menyusunnya.Jenis dan urutan asam amino
ditentukan oleh ADN (Asam Dioksiribose Nukleat). Sintesis protein terjadi
didalam sel tepatnya terjadi di organel sel yang dinamakan dengan ribosom.
Sintesis protein meliputi dua langkah, yaitu transkripsi dan translasi.
Proses
transkripsi merupakan proses pencatakan kode - kode genetik dari DNA Templete
ke dalam ARN-d. Sedangkan proses translasi merupakan proses penerjemahan kode -
kode genetik pada RNA_d oleh RNA_t hingga menghasilkan asam - asam amino.
Sebelum kedua proses tersebut, sisntesis protein diawali dengan proses
replikasi DNA yang akan mencetak RNA-d
TRANSKRIPSI
Transkripsi adalah proses sintesa RNA dari sekuen DNA
sebuah Gen oleh enzim RNA polimerase. RNA diproduksi dengan menggunakan
template/anti-sense/non-coding strand. Sintesa RNA yang diarahkan oleh DNA
terjadi pada sel prokariota dan eukriota ; Pada sel prokariota,
transkripsi terhenti tepat fase terminasi, ketika enzim polimerase mencapai
titik tersebut polimerase melepas RNA dan DNA. Pada sel eukriota enzim-enzim
memodifikasi kedua ujung melekul pra-mRNA. Tutup terdiri guonosin
trifosfat yang sudah dimodifikasi ditambahkan ke ujung 5’ segera setelah RNA
dibuat.
Ekor poli (A) yang mengandung hingga 200 nukleotida
adenin dilekatkan pada ujung 3’, ujung yang terbentuk pemotongan di arah
downstream dari terminasi sinyal pengakhir AAUAA. Ujung-ujung termodifikasi ini
membantu melindungi RNA dari dagradasi, dan ekor poli (A) dapat mempermudah
ekspor mRNA dari nukleus Ketika mRNA mencapai sitoplasma, ujung-ujng
termodifikasi bersama protein sitoplasma tertentu mensinyal ribosom untuk
melekat pada mRNA.
Tahapan Transkripsi
Transkripsi terjadi pada sel kariotik dan
eukariotik melaui tahapan sebagai
berikut:
a. Transkripsi Prokariotik
Sumber: euisry.multiply.comGambar: transkripsi dan translasi pada prokariotik |
vidio proses transkripsi pada prokariotik berlangsung .... !!!
Tahap transkripsi melalui
; inisiasi, elongasi dan terminasi. Enzim yang bertanggung jawab atas
transkripsi adalah RNA polimerase yang bergerak disepanjang gen dari
promoternya sampai persis di belakang terminatornya. RNA polimerase menyusun
molekul RNA dengan urutan nukleotida yang berkomplementer dengan untaian
cetakan gen tersebut. Rentangan DNA yang ditranskripsi disebut unit
transkripsi.
1. Inisiasi : setelah terikat dengan promoter, RNA polimerase
mengulur kedua untai DNA dan mengawali sintesa RNA pada titik awal (strat) pada
untai cetakan tersebut. Urutan nukleotida didalam promoter menentukan kearah
mana RNA polimerase itu menghadap dan menentukan untai mana yang digunakan
sebagai cetakannya.
2. Elongasi : RNA polimerase bekerja downstream dari promoter,
mengulur DNA dan memanjangkan RNA yang tumbuh dalam arah 5’-3’. Bersama setelah transkripsi
untai, untai DNA membentuk kembali helik ganda.
3. Terminasi : Akhirnya RNA polimerase
menstrakripsi terminator, suatu urutan nukleotida disepanjang DNA yang
menandakan akhir dari unit transkripsi tersebut. Segera setelah itu RNAnya
dilepas dan polimerase berpisah dari DNA.
Sumber : sciencebiotech.comGambar : proses transkripsi pada virus |
b. Transkripsi Eukariotik.
Sumber: rinhayuma.blogspot.comGambar : transkripsi dan translasi. |
vidio proses transkripsi pada eukariotik berlangsung .... !!!
Tahap transkripsi melalui : inisiasi,
elongasi dan terminasi.
1. Inisiasi : Enzim yang mentranskripsi gen pengkode protein
menjadi pra-mRNA ialah RNA polimerase II. Transkripsi dimulai dari sekuen
promoter. Promoter mengandung sekuen DNA khusus (TATA) yang dikenal dengan TATA
box, diletakan kira-kira 25 bp ke arah upstream. TATA box berperan
untuk meletakan RNA polimerase II pada tempat yang tepat sebelum transkripsi.
2. Elongasi : Untaian yang sedang tumbuh memperlihatkan jejak dari
polimerase, panjang setiap untai baru mencerminkan sejauhmana enzim itu telah
berjalan dari titik awal disepanjang cetakan tersebut. Banyaknya molekul
polimerase secara simultan menstranskripsi gen tunggal akan meningkatkan jumlah
mRNA dan membantu suatu sel membuat protein jumlah yang lebih besar.
3. Terminasi : Enzim polimrase ini terus melewati sinyal terminasi,
suatu urutan AAUAA didalam pra-mRNA. Pada titik yang lebih jauh kira-kira 10 –
35 nukleotida, pra-mRNA ini hingga terlepas dari enzim tersebut. Tempat pemotongan
pada RNA juga merupakan tempat untuk penambahan ekor poli (A).
TRANSLASI
Translasi adalah sintesis polipeptida, yang terjadi
di bawah arahan mRNA. Tempat translasi adalah ribosom, partikel-partikel
komleks yang memfasilitasi penautan teratur asam amino menjadi rantai
polipeptida. Translasi adalah sintesis polipeptida yang diarahkan oleh RNA. Translasi
pada sel prokariotik dan eukariotik mirip tetapi memiliki perbedaan penting
dalam aliran informasi genetic pada sel-selnya. Karena prokariotik tidak memiliki
nucleus, DNAnya tidak disegrasi dari ribosom dan peralatan penyintesis protein
lain.
Sumber: pusatakasehat.blogspot.comGambar: translasi prokariotik dan eukariotik |
Translasi pada
eukariotik
Komponen-komponen
molekuler translasi.
Dalam
proses translasi, sel menerjemah pesan genetik dan membangun polipeptida sesuai
pesan tersebut. Pesan itu merupakan serangkaian kodon di sepanjang molekul
mRNA, dan sang penerjemah disebut RNA transfer. Fungsi tRNA adalah mentransfer
asam amino dari kumpulan asam amino di sitoplasma ke ribosom. Sel menjaga
suplai ke-20 asam amino dalam sitoplasmanya, dengan menyintesis sendiri dari
senyawa-senyawa lain atau mengambil dari larutan di sekelilingnya. Ribosom
menambahkan setiap asam amino yang dibawa kepadanya oleh tRNA ke ujung rantai
polipeptida yang sedang tumbuh. Pada ujung lain tRNA terdapat suatu triplet
nukleotida yang disebut antikodon, yang berpasangan basa dengan kodon
komplementer pada mRNA. Seperti gambar di bawah ini.
MEMBANGUN
POLIPEPTIDA
Kita dapat membagi translasi, sintesis rantai
polipeptida, menjadi tiga tahap (analog dengan transkripsi) yaitu: Inisisai, Elongnasi
atau pemanjangan, Terminasi. Ketiga tahap tersebut membutuhkan faktor-faktor
protein yang membantu proses translasi. Energy juga dibutuhkan untukaspek
tertentu dari inisiasi dan pemanjangan rantai. Energy tersebut disediakan oleh
hidrolisis GTP(guanine trifosfat), molekul yang berkerabat dekat dengan ATP.
1.
Inisiasi
Tahap inisiasi dari translasi menyatukan mRNA, tRNA
yang membawa asam amino pertama dari polipeptida, dan kedua subunit ribosom. Suatu
subunit ribosom kecil berikatan dengan mRNA sekaligus tRNA inisiator spesifik,
yang mengangkut asam amino metion. Subunit kecil, yang telah berikatan dengan
tRNA inisiator, berikatan dengan tudung 5’ mRNA dan kemudian bergerak, atau
memindai, kea rah hilir si sepanjang mRNA hingga mencapai kodon mulai, dan tRNA
inisiator membentuk ikatan hydrogen dengan kodon tersebut. Penggabungan mRNA
inisiator, dan subunit ribosom kecil diikuti oleh melekatnya subunit ribosom
besar, sehingga kompleks inisiasi translasi (translation iniation complex) pun
lengkap. Protein-protein yang disebut factor inisiasi diperlukan untuk
menyatukan semua komponen sel. Situs P ribosom, dan situs A yang kosong siap
untuk tRNA aminoasil berikutnya.
Sumber: e-dukasi.netGambar : inisiasi |
3. Elongnasi
Dalam tahap pemanjangan dari translasi, asam amino
ditambahkan satu persatu ke asam amino sebelumnya. Setiap penambahan melibatkan
keikutsertaan beberapa protein yang di sebut factor pemanjangan dan terjadi dalam siklus berlangkah tiga. Energi
yang digunakan pada langkah pertama dan ketiga. Pengenalan kodon membutuhkan
hidrolisis satu molekul GTP, yang meningkatkan akurasi dan efisiensi dari
langkah ini. Satu lagi GTP dihidrolisis untuk menyediakan energy bagi langkah
translokasi. mRNA digerakkan melalui ribosom ke satu arah saja, ujung 5’
terlebih dahulu. Ini sama dengan ribosom yang bergerak dengan arah 5’-3’ pada
mRNA. Poin pentingnya adalah bahwa ribosom dan mRNA saling bergerak satu sama
lain, ke satu arah, kodon demi kodon. Siklus pemanjangan memakan waktu kurang
dari seperpuluh detik pada bakteri, dan diulang setiap kali asam amino
ditambahkan ke rantai itu sampai polipeptida selesai dibentuk.
Sumber: satria-biology.blogspot.comGambar : elongsiasi translasi |
3. Terminasi
Tahap terakhir dari translasi adalah pengakhiran
atau terminasi. Pemanjangan berlanjut sampai kodon stop pada mRNA mencapai
situs A dari ribosom. Triplet basa UAG, UAA, dan UGA tidak mengodekan asam
anino, melainkan bekerja sebagai sinyal untuk menghentikan translasi. Suatu
protein yang disebut factor pelepasan
(release factor) berikatan langsung dengan kodon stop di situs A. factor
pelepasan menyebabkan panambahan molekul air, sebagai pengganti asam amino ke rantai
polipeptida. Reaksi ini memutus (menghidrolisis) ikatan antara polipeptida yang
sudah selesai dengan tRNA di situs P, sehingga melepaskan polipeptida yang
sudah selesai dengan tRNA di situs P, sehingga melepaskan polipeptida melalui
terowongan keluar pada subunit besar ribosom.
Sumber: satria-biology.blogspot.comGambar : terminsi translasi |
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A.; J. B.
Reece and L. G. Mitchell. 2000. Biologi
Edisi Kelima
Jilid I. Penerbit Erlangga,
Jakarta. : 438 p.
Harper, H. A. ; V. W.
Rodwell and P. A. Mayes. 1977. Biokimia
Edisi
Ketujuhbelas. Penerbit Buku
Kedokteran E. G. C. Jakarta : 743 p.
Jusup, M. 1989, Genetika I. Struktur dan ekspresi Gen.
Institut Pertanian Bogor.
Sugiono. 2004. Asam Nukleat dan Sintesis Protein. Bahan
kuliah, Fakultas Biologi
UNSOED. Purwokerto.
terima kasih infonya, bagus banget soalnya ada referensinya
BalasHapusterimakasih infonya, waw sangat membantu sekali tapi sayang tidak ada referensinya..
BalasHapusSangat membantu, terimakasih kak
BalasHapus