Membran plasma merupakan batas kehidupan, yang memisahkan sel
hidup dari sekelilingnya yang mati. Lapisan tipis yang luar biasa ini, tebalnya
hanya kira-kira 8 nm- dibutuhkan lebih dari 8000 membran plasma untuk menyamai
tebal kertas halaman ini. Membran plasma mengontrol lalu lintas kedalam dan
keluar sel yang dikelilingnya. Seperti semua membran biologis, membran plasmma
memiliki permaebilitas selektif, yakni membran ini memungkinkan beberapa
substansi dapat melintasinya dengan lebih mudah daripada substansi yang
lainnya. Salah satu episode paling awal dalam evolusi kehidupan, mungkin berupa
pembentukan membran yang membatasi suatu larutan yang mempunyai komposisi yang
berbeda dari larutan sekelilingnya, tetapi masih bisa melakukan penyerapan
nutrien dan pembuangan produk limbahnya. Kemampuan sel untuk membedakan pertukaran kimiawinya ini dengan
lingkungannya merupakan hal yang mendasar bagi kehidupan, dan membran plasma
inilah yang membuat selektifan ini bisa terjadi.
Dalam bab ini kita akan mempelajari bagaimana membran seluler
mengontrol perlintasan zat-zat. Kita akan memusatkan perhatian pada membran
plasma, membran terluar sel, yang di perlihatkan dalam gambar, pada halaman
ini, akan tetapi, beberapa prinsip umum yang sama untuk lalu lintas membran
berlaku juga untuk berbagai membran internal yang memisahkan sel eukariotik.
Pengertian Struktur dan fungsi membran
Model molekuler membran
mulai dikembangkan beberapa dasawarsa sebelum membran untuk pertama kalinya
dapat dilihat dengan mikroskop elektron pada tahun 1950-an. Postulat pertama
dikemukakan oleh Charles Overton bahwa membran terbuat dari lipid, atas dasar
pengamatannya bahwa zat yang larut dalam lipid memasuki sel lebih cepat. Baru
dua puluh tahun kemudian diketahui bahwa membran tersusun atas lipid dan
protein. Oleh karena itu lipid dan protein adalah penyusun utama dari membran.
(Champbell :2002, 141)
Sumber : rc84.wordpress.com
Gambar 1 Struktur Membran
|
1. Lipid
Lipid adalah salah satu
katagori molekul biologis yang besar yang tidak mencakup polimer. Senyawa yang
disebut lipid dikelompokkan bersama karena memiliki satu ciri penting, lipid
yang tidak memiliki atau sedikit sekali afinitasnya terhadap air. Perilaku
lipid didasarkan pada struktur molekulernya, meskipun lipid bisa memiliki
beberapa ikatan molar yang berkaitan dengan oksigen, lipid sebagian besar
terdiri atas hidrokarbon. Lipid lebih kecil dibandingkan dengan makromolekul
atau polimerik dan merupakan gugus yang sama beragam bentuk maupun fungsinya.
Lipid meliputi waks atau lilin dan pigmen-pigmen tertentu, akan tetapi kita
akan memfokuskan perhatian terhadap golongan lipid yang paling penting yaitu
lemak, fosfolipid dan steroid.Lipid yang menyusun membran terdiri atas
fosfolipid (rantai asam lemak, gliserol, fosfat, dan alkohol) dan kolesterol.
Fosfolipid mampu membentuk membran karena struktur molekulernya. Fosfolipid
bersifat amfipatik, yaitu memiliki daerah hidrofobik dan daerah hidrofilik.
(Champbell :2002, 70)
Irving Langmuir (1917)
membuat model membran buatan yang terdiri dari selapis fosfolipid dengan ekor
hidrofobik mengarah ke udara sedangkan kepala hidrofilik tercelup air. Itu
tidak menjawab bagaimana jika sel berada di lingkungan akuatik, yang mendasari
E. Gorter dan F. Grendel (1925) mengemukakan model bilayerfosfolipid
yang tebalnya dua molekul. Bilayer seperti ini dapat menjadi
suatu batas stabil antara dua ruangan aquaeous karena susunan molekulernya
melindungi bagian hidrofobik dan membiarkan bagian hidrofiliknya menyentuh
cairan.
Davson dan Danielli
(1935) melengkapi model tersebut dengan melapisi kedua permukaan itu dengan
protein hidrofilik. Karena protein membran memiliki daerah hidrofobik dan
hidrofilik juga, maka pada tahun 1972 J. Singer dan G. Nicolson menunjukkan
protein tersebut sebenarnya terdispersi dan secara individual disisipkan ke
daerah bilayer fosfolipid dengan daerah hidrofobik di dalam
dan daerah hidrofilik menghadap cairan (Champbell :2002, 148).
Suatu fosfolipid memiliki
satu kepala hidrofilik ( polar ) dan dua ekor hidrofobik. Keragaman fosfolipid
didasarkan pada perbedaan asam lemak dan gugus yang terikat dengan gugus fosfat
dikepalanya. (Champbell :2002, 72).
Sumber: rc84.wordpress.com
Gambar 1.1 Fosfolipid
|
Membran bersifat fluid
agar dapat bekerja dengan baik. Disinilah fungsi kolesterol steroid yang
terjepit di antara molekul-molekul fosfolipid dalam membran plasma hewan
membantu menstabilkan membran tersebut. Kolesterol menghambat penyusunan-rapat
fosfolipid, kolesterol juga membantu menurunkan suhu membran jika suhu
disekitar naik. Jika membran membeku permeabilitasnya berubah, protein
enzimatik di dalamnya mungkin menjadi inaktif.
2. Protein
Membran merupakan suatu
mozaik fluida yang terdiri atas lipid, protein, dan karbohidrat. Protein
menentukan sebagian besar fungsi spesifik membran. Ada dua protein utama
membran yaitu protein integral dan protein
periferal. Protein integral adalah protein transmembran dengan daerah
hidrofobik membentang sepanjang interior hidrofobik membran tersebut. Daerah
hidrofobik protein integral terdiri atas satu atau lebih rentangan asam amino
nonpolar, yang biasanya tergulung menjadi heliks-a. Bagian yang hidrofilik
berada pada kedua sisi yang aqueous. Protein periferal tidak tertanam
dalam bilayer lipid melainkan terikat longgar pada permukaan
membran. (Champbell :2002, 143 )
Sumber: wordbiology.wordpress.com
Gambar 1.2 Protein Penyusun Membran
|
3. KARBOHIDRAT
Karbohidrat membran memiliki fungsi untuk mengenali satu jenis sel tetangga, yang menjadi dasar penolakan terhadap sel asing. Karbohidrat pada membran biasanya berbentuk oligosakarida. Beberapa oligosakarida secara kovalen terikat dengan lipid (membentuk glikolipid) dan sebagian besar terikat secara kovalen dengan protein (membentuk glikoprotein). Molekul dan lokasi yang beragam pada permukaan sel membuat oligosakarida dapat berfungsi sebagai penanda yang membedakan sel yang satu dengan yang lainnya.
Sumber: kid.blogspot.com
Gambar 1.3 Struktur Karbohidrat Membran
|
TRANSPOR YANG MELINTASI MEMBRAN
Membran sel adalah komponen sel yang sangat penting yaitu
menjadi jalan utama keluar masuknya molekul ataupun ion ke dalam dan keluar
sel. Organisasi molekuler membran mengakibatkan permeabilitas selektif. Hal ini
berarti membran mengatur molekul dan ion yang bisa keluar dan masuk sel
sehingga substansi-substansi tersebut tidak dapat melintas secara sembarangan.
Sel tersebut dapat mengambil berbagai macam molekul dan ion kecil dan menolak
yang lainnya.
Molekul yang dapat melintasi bilayer lipid
dengan cepat adalah molekul kecil, larut dalam lipid, hidrofobik, dan nonpolar.
Molekul hidrofobik seperti hidrokarbon, CO2, dan O2 dapat
larut dalam membran dan melintasinya dengan mudah. Molekul sangat kecil yang
polar tetapi tidak bermuatan juga dapat melewati membran dengan lebih lambat.
Contohnya ialah air, urea,gliserol, dan etanol.Bilayer lipid tidak
sangat permeabel terhadap molekul polar tak bermuatan yang lebih besar seperti
glukosa dan sukrosa. Bilayer ini relatif tidak permeabel
terhadap ion, sekalipun ion-ion kecil seperti H+, K+, dan
Na+.
Ada dua mekanisme transpor berdasarkan jumlah molekul yang
melintasi membran yaitu uniport (transpor satu molekul)
dan co-transport (transpor dua molekul). Co-transport berdasarkan
kedua arah molekul yang ditranspor dibagi menjadi symport (dua
molekul ditranspor dengan arah yang sama), misalnya glukosa dan Na+,
dan antiport (kedua molekul ditranspor dengan arah berlawanan),
misalnya pompa Na-K.
Transpor melalui membran berdasarkan aliran gradien elektrokimia
dibagi menjadi transpor aktif dan transpor pasif. Transpor pasif artinya molekul
melewati membran tanpa melawan gradien konsentrasi dan sel tidak mengeluarkan
energi, misalnya air secara osmosis dan O2 secara difusi. Ada
juga mekanisme difusi yang dipermudah dengan menggunakan protein spesifik atau
sering juga disebut transpor terfasilitasi. Sedangkan transpor aktif
membutuhkan energi karena harus melawan gradien konsentrasi, misalnya pompa Na+
dan K+.
untuk lebih jelas bisa dilihat di sini..... "vidio transfortasi yang melintasi membran sel" !!!
Transport
pasif merupakan transport ion, molekul, dan senyawa yang tidak memerlukan
energi untuk melewati membran plasma. Transpor pasif dapat di bedakan menjadi
dua, yaitu difusi dan osmosis.
1. Transpor Pasif Merupakan Difusi Melintasi Suatu
Membran.
Sumber: http://www.google.co.id/imgres |
suatu
zat-zat atau molekul terlarut dari
konsentarasi
tinggi menuju konsentrasi
rendah baik
melalui membran atau tidak
sehingga
konsentrasinya sama.
Gambar di
samping merupakan contoh
Peristiwa difusi,
yakni setetes tinta yang
diteteskan
pada air jernih dalam sebuah
gelas. Pada peristiwa tersebut setetes tinta di
anggap sebagai larutan berkonsentrasi tinggi dan air jernih dianggap sebagai
larutan berkonsentrasi rendah, molekul -molekul tinta akan menyebar dalam air.
Molekul
memiliki energi kinetik intrinsik yang di sebut gerak termal (kalor). Suatu
akibat gerak termal ialah difusi, kecenderungan molekul setiap zat untuk
menyebar ke seluruh ruangan yang ada.
Setiap molekul bergerak secara acak, namun difusi
populasi molekul mungkin mempunyai arah. Penyebaran zat pewarna yang melintasi
membran akan berlanjut hingga kedua kedua larutan memiliki konsentrasi pewarna
yang sama. Begitu titik itu tercapai, akan terdapat kesetimbangan dinamik,
yaitu molekul pewarna yang melintasi membran dalam satu
arah jumlahnya sebanyak molekul pewarna yang melintasi membran dalam arah yang
sebaliknya, setiap detik.
Kita
sekarang dapat menyatakan aturan sederhana difusi: Dalam ketiadaan gaya-gaya
lain, suatu substansi akan berdifusi dari tempat yang konsentrasinya tinggi
menuju tempat yang konsentrasinya rendah. Dengan kata lain, setiap substansi
akan berdifusi menuruni Gradien
Konsentrasinya.
Difusi suatu substansi melintasi suatu membran biologis disebut transpor pasif. Karena sel tidak harus mengeluarkan energi untuk membuat hal itu terjadi. Gradien konsentrasi itu sendiri merupakan energi potensial dan mengarahkan difusi. Akan tetapi harus diingat bahwa membran itu sendiri bersifat selektif permeabel sehingga mempengaruhi laju difusi berbagai molekul. Suatu molekul yang berdifusi secara bebas melintasi sebagian besar membran ialah air, suatu kenyataan yang memiliki akibat penting bagi sel.
Sumber : rauf-xerophyte.blogspot.com
Gambar 2 Peristiwa transpor pasif pada membran
|
a. Difusi pada satu larutan
Suatu zat
akan berdifusi dari tempat yang lebih pekat ke tempat yang kurang pekat.
Membran tampak disini dalam sayatan melintang, memiliki pori yang cukup besar
sehingga molekul pewarna dapat melintasinya. Difusi menuruni gradien
konsentrasi menyebabkan kesetimbangan dinamik, molekul zat terlarut terus
melintasi membran, tetapi pada laju yang sama dalam kedua arah (ke kiri dan ke
kanan).
b. Difusi pada dua larutan
Dalam
kasus ini, larutan dua zat pewarna yang berbeda dipisahkan oleh membran yang
permeabel terhadap kedua zat tersebut. Setiap zat pewarna tersebut berdifusi
menuruni gradien konsentrasinya sendiri. akan terdapat selisih difusi zat
pewarna kuning ke arah kiri, sekalipun konsentrasi zat terlarut total pada
awalnya lebih tinggi pada sisi kiri.
Tidak
semua zat atau molekul dapat melewati membran sel dengan cara difusi, contohnya
glukosa dan asam amino. Keduanya dapat melewati membran sel, dengan cara difusi terikat atau difusi terfasilitasi. Dengan cara
tersebut, glikosa dan asam amino akan terikat pada permease. Permease adalah suatu molekul protein
pengangkut (Protein Transpor) yang membantu pengangkutan melewati membran sel.
Kerja permease mirip dengan enzim. Arah perpindahan difusi terikat adalah dari
larutan berkonsentrasi tinggi menuju larutan berkonsentrasi rendah.
mungin untuk lebih jelasnya bisa di lihat dengan media vidio proses difusi terjadi !!
2. Osmosis Merupakan Transpor Pasif Air.
Osmosis merupakan perpindahan zat-zat pelarut
dari konsentrassi rendah (Hipotonis) menuju konsentrasi yang lebih tinggi
(Hipertonis) melaluli selaput atau membran semipermeabel. Osmosis termasuk
transpor pasif karena tidak menggunakan energi. Contoh dari peristiwa osmosis
yaitu perpindahan air gula pada pipa kaca berskala yang sudah dilapisi kertas
selofan (sebagai membran semipermeabel) dalam bejana yang berisi air jernih.
Setelah beberapa saat, molekul-molekul air dalam bejana akan berpindah masuk
kedalam pipa berskala melewati
kertas selofan sehingga volime air gula akan
bertambah (sebagai larutan berkonsentrasi rendah) menuju ke air gula (larutan
berkonsentrasi tinggi) melalui kertas selofan.
Sumber : hanynucifera.blogspot.com
Gambar 2.1 Proses Osmosis pada larutan
|
vidio proses osmosis terjadi bisa dilihait di bawah ini ...... !!!! hehe silahkann.....!!
Semua sel
hidup selalu berusaha untuk menjaga tekanan osmosisnya sesuai dengan cairan
medianya. Jika ada gangguan pada tekanan osmosis sel akan rusak. Usaha sel
hidup untuk menjaga tekana osmosisnya disebut Homeostatis.
1. Hipertonik (konsentrasi tinggi)
Konsentrasi
di luar sel lebih pekat daripada konsentrasi di dalam sel. Apabila sel darah
merah (eritrosi) di masukan dalam larutan hipertonik (misalnya larutan garam)
maka sitoplasmanya akan keluar sehingga sel darah merahmenjadi berkerut (krenasi). Pada tumbuhan disebut Plasmolisis.
2. Isotonik (konsentrasi sama)
Isotonik
merupakan larutan-larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang sama. Contohnya,
jika sel tumbuhan dimasukan kedalam isotonik sebanyak 10% dan sel berjumlah
10%, maka kondisi sel akan tetap.
3. Hipotonik (konsentrasi rendah)
Merupakan larutan-larutan dimana konsentrasi di
dalam sel lebih pekat dari pada konsentrasi di luar sel. Contohnya, sel darah
merah akan mengembung jika dimasukan dalam larutan hipotonis. Jika hal tersebut
terjadi, sel darah merah akan pecah akibat dimasukan dalam larutan hipotonis,
peristiwa tersebut disebut sitolisis.
Sumber : web.ipb.ac.id
Gambar 2.2 Keseimbangan Air Pada Sel Hidup
|
Bagaimana sel hidup bereaksi terhadap perubahan
konsentrasi zat larut lingkungannya tergantung pada apakah sel itu mengalami
dinding sel atau tidak. Sel hewan tidak memiliki dinding sel, sel tumbuhan
memilikinya. Kecuali sel itu mengalami adaptasi khusus untuk mengimbangi
penyerapan atau pelepasan osmotik air, sel hewan berada pada kondisi paling
baik dalam lingkungan isotonik. Sel tumbuhan bengkak (kaku) dan umumnya berada
pada kondisi paling sehat dalam lingkungan hipotonik, dimana kecenderungan
untuk menyerap air secra terus menerus akan diimbangi olah dinding lentur yang mendorong
sel.
Transpor aktif menggunakan
energi untuk menggerakkan zat terlarut melawan gradiennya.
Dalam transpor aktif, beberapa protein
transpor bekerja sebagai pompa yang memindahkan zat melintasi membran melawan
gradien konsentrasinya (atau elektrokimiawinya). Energi yang digunakan dalam
transpor aktif disuplai oleh ATP. Seperti pada tipe kerja seluler lain, ATP
menyediakan energi bagi sebagian besar transpor aktif.
Sumber : nadjeeb.wordpress.com
Gambar 3 Perbandingan antara Transpor Pasif dan Transpor Aktif
|
Salah satu cara ATP dapat menyuplai
tenaga bagi transpor aktif adalah dengan mentransfer gugus fosfat terminalnya
secara langsung ke protein transpor. Ini dapat menginduksi protein agar berubah
bentuk sedemikian rupa
sehingga mentranslokasi zat terlarut
yang terikat ke protein sehingga melintasi membran. Salah satu sistem transpor
yang bekerja seperti ini adalah pompa
natrium-kalium (sodium-potassium pump).
Sistem transpor ini memompa ion melawan gradient konsentrasi yang curam:
konsentrasi ion natrium (Na+) tinggi di luar sel dan rendah di
dalam, sementara konsentrasi kalium (K+) rendah di luar sel dan
tinggi di dalam. Pompa ini mengalami perubahan dua bentuk silih-berganti dalam
siklus pemompaan yang mentranslokasi tiga ion natrium keluar sel untuk setiap
dua ion kalium yang dipompakan di dalam sel. Kedua bentuk pompa memiliki
afinitas yang berbeda untuk kedua jenis ion. ATP menyuplai tenaga bagi
perubahan bentuk ini dengan cara memfosforilasi protein transpor tersebut
(artinya dengan mentransfer satu gugus fosfat ke protein).
Sumber : apbiologydodd.wikispaces.com
Gambar 3.1 Proses Pompa Ion Natrium (Na+) dan Kalium (K+)
|
Transpor
massal melintasi membran plasma terjadi melalui eksositosis dan endositosis.
Eksositosis merupakan proses dimana sel
menyekresikan molekul biologis tertentu melalui penyatuan (fusi) vesikel dengan
membran plasma. Vesikel transpor yang telah bertunas dari aparatus golgi
bergerak disepanjang mikrotubulus skeleton ke membran plasma. Ketika membran vesikel
dan membran plasma bersentuhan, molekul-molekul lipid pada kedua lapisan ganda
menyusun ulang dirinya sendiri sehingga kedua membran berdifusi. Kandungan
vesikel kemudian tumpah ke luar sel, sementara membran vesikel menjadi bagian
dari membran plasma.
Berikut ini contoh proses eksositosis pada lisosom.
Sumber : herbetsimanjuntak.blogspot.com
Gambar 3.2 Terjadinya eksositosis pada suatu sel
|
Banyak sel sekresi mengunakan
eksositosis untuk mengekspor produk. Misalnya, beberapa sel di pankreas membuat
dan menyekresikan insulin ke dalam cairan ekstraseluler melalui eksositosis.
Contoh lainnya adalah neuron (sel saraf) yang menggunakan eksositosis untuk
melepaskan neurotransmiter yang memberikan sinyal kepada neuron lain atau sel
otot. Ketika sel tumbuhan membuat dinding, eksositosis mengantarkan protein ke
karbohidrat dari vesikel golgi ke luar sel.
Endositosis merupakan sel yag mengambil
molekul biologis dan parrtikel dengan cara membentuk vesikel baru dari membrane
plasma. Daerah kecil pada membrane plasma melekuk kea lam membentk kantong.
Ketika bertambah dalam, kantongpun terlepas dari membrane plasa membentuk
vesikel yang mengandung materi yang sebeumnya berada di luar sel. Ada tiga tipe
endositosis fagositosis (pemakan
seluler), pinositosis (peminum
seluler) dan endositosis
diperantarai-reseptor.
Sumber: biologigonz.blogspot.com
Gambar 3.3 Tiga tipe endositosis fagositosis, pinositosis dan endositosis diperantarai-reseptor.
|
Sumber: http://scribd.com
Gambar 3.4 Proses Fagositosis
|
Dalam fagositosis, sel menelan partikel
dengan cara menyelubungi patikel dengn pseudopodia dan mengemasnya dalam
kantong berselaput-membran yang cukup besar untuk digolongkan sabagai vakuola
partikel dicerna setelah vakuola berfusi dengan lisosom yang mengandung
enzim-enzim hidrolitik.
sumber: hayubelajar.blogspot.com
Gambar 3.5 Proses Pinositosis
|
Dalam pinositosis, sel meneguk
droplet-droplet pada cairan ekstraseluler ke dalam vesikel kecil. Bukan cairan
itu sendiri yang dibutuhkan oleh sel, melainkan molekul-molekul yang terlarut
dalam droplet-droplet tersebut. Karena semua zat yang terlarut ditelan oleh
sel, zat-zat yang ditranspor oleh pinositosis tidak bersifat spesifik.
Sumber: id.wikipedia.org
Gambar 3.6 Proses Endositosis uang diperantarai Reseptor
|
Endositosis
diperantarai reseptor
memungkinkan sel memperoleh zat spesifik dalam jumlah besar, meskipun zat
tersebut mungkin tidak dapat terlalu banyak dalam cairan ekstraseluler. Dalam
membran, tertanam protein-protein dengan situs reseptor spesifik yang terpapar
ke cairan ekstraseluler. Protein reseptor biasanya telah mengumpul di
wilayah-wilayah membran yang disebut ceruk berselaput, dengan bagian yang
menghambat sitoplasma dilapisi oleh lapisan rapat protein selaput. Zat-zat
spesifik (ligan) berikatan dengan reseptor-reseptor ini. Ketika pengikat
terjadi, ceruk berselaput membentuk vesikel yang menganduk molekul ligan.
Setelah materi yang ditelan ini dibebaskan dari vesikel, reseptor dikembalikan
ke membran plasma oleh vesikel yang sama.
Sel manusia menggunakan endositosis diperantarai-reseptor untuk mengambil kolesterol yang dimanfaatkan dalam sintesis membran dan steroid-steroid lain. Kolesterol mengalir dalam darah sebagai partikel yang disebut lipoprotein berdensitas rendah (low-density lipoprotein LDL). LDL bekerja sebagai ligan (istilah untuk molekul apapun yang berkaitan secara spesifik dengan situs reseptor mlekul lain) dengan cara berikatan dengan reseptor LDL pada membran plasma dan kemudian memasuki sel melalui endositosis.
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Membran RO