METABOLISME SEL
Sel
hidup adalah suatu miniature industri kimiawi, dimana ribun reaksi terjadi di
dalam suatu ruangan mikroskopik. Gula diubah menjadi asam amino, demikian juga
sebaliknya. Molekul-molekul kecil juga dirakit menjadi polimer, yang bisa dihidrolisis
pada suatu waktu sesuai dengan perubahan kebutuhan sel.
Pada tumbuhan dan hewan, banyak sel
menghasilkan bahan kimiawi yang kemudian dikirimkan untuk digunakan pada bagian
lain organism itu. Proses kimiawi yang dikenal ebagai respirasi seluler akan
menggerakkan ekonomi seluler dengan cara mengekstraksi energy yang tersimpan
dalam guladan cadangan makanan lain. Sel-sel menggunakan energy ini untuk
melaksanakan berbagai jenis kerja.
Pada contoh yang lain, sel-sel fungi
pada foto mengubah energi yang tersimpan dalam molekul organic tertentu menjadi
cahaya, suatu proses yang disebut bioluminensensi. (cahaya tersebut dapat
menarik serangga yang akan membantu fungi itu untuk menyebarkan sporanya).
Biolumensensi dan semua aktivitas metabolik lain yang dilaksanakan oleh sel
dikoordinasikan dan dikontrol dengan sangat cermat. Sel sebagai suatu lembaga
kimiawi tak ada bandingnya dalam kerumitannya, efisiensinya, integrasimya, dan
responsivitasnya terhadap perubahan yang sedikit saja. Konsep metabolisme yang
akan dipelajari pada bab ini akan membantu kita memahami lebih jauh mengenai
hubungan antara kimia dan kehidupan.
Pengertian Metabolisme Sel
Metabolisme sel merupakan aktivitas hidup yang dijalankan oleh sebuah sel yang merupakann unit kehidupan yang terkecil.
Metabolisme sel merupakan aktivitas hidup yang dijalankan oleh sebuah sel yang merupakann unit kehidupan yang terkecil.
Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam
tubuh makhluk hidup atau sel. Metabolisme disebut juga reaksi
enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim.
Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Anabolisme atau Asimilasi atau Sintesis
Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Anabolisme atau Asimilasi atau Sintesis
Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana
menjadi senyawa kompleks. Nama lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau
penyusunan. Anabolisme memerlukan energi, misalnya : energi cahaya untuk
fotosintesis, energi kimia untuk kemosintesis.
a. Fotosintesis
a. Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan
menggunakan energi cahaya atau foton. Sumber energi cahaya alami adalah
matahari yang memiliki spektrum cahaya infra merah (tidak kelihatan), merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu (tidak kelihatan).
Yang digunakan dalam proses fetosintesis adalah spektrum
cahaya tampak, dari ungu sampai merah, infra merah dan ultra ungu tidak
digunakan dalam fotosintesis.
sumber : (lehninger, 2005). |
untuk lebih jelasnya tentang proses fotosintesis bisa di lihat di bawah ini ...........!!!!
b. Kemosintesis
Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan
cahaya sebagai sumber energi. Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai
klorofil dapat mengadakan asimilasi C dengan menggunakan energi yang berasal
dan reaksi-reaksi kimia, misalnya bakteri sulfur, bakteri nitrat, bakteri
nitrit, bakteri besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut memperoleh energi
dari hasil oksidasi senyawa-senyawa tertentu.
2. Katabolisme atau Dissimilasi
Katabolisme adalah reaksi pemecahan atau pembongkaran senyawa kimia kompleks yang mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energi lebih rendah. Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung didalam senyawa sumber. Bila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan cukup oksigen (aerob) disebut proses respira, bila dalam lingkungan tanpa oksigen (anaerob) disebut fermentasi.
2. Katabolisme atau Dissimilasi
Katabolisme adalah reaksi pemecahan atau pembongkaran senyawa kimia kompleks yang mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energi lebih rendah. Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung didalam senyawa sumber. Bila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan cukup oksigen (aerob) disebut proses respira, bila dalam lingkungan tanpa oksigen (anaerob) disebut fermentasi.
sumber : (Campbell jilid 1) |
A. Respirasi
Respirasi
yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi
melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan
energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme),
gerak, pertumbuhan.
sumber : (Campbell, 2003) |
Contoh :
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya :
C6H12O6 + O2 → 6CO2 + 6H2O + 688KKal.
→ (glukosa)
untuk lebih jelas tentang proses respirasi terjadi bisa di lihat dengan vidio yang kami sediakan di bawah ini .... silahkan ... !!!!
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya :
C6H12O6 + O2 → 6CO2 + 6H2O + 688KKal.
→ (glukosa)
untuk lebih jelas tentang proses respirasi terjadi bisa di lihat dengan vidio yang kami sediakan di bawah ini .... silahkan ... !!!!
b. Fermentasi
Pada
kebanyakan tumbuhan den hewan respirasi yang berlangsung adalah respirasi aerob. Namun
demikian, dapat juga terjadi
respirasi aerob terhambat pada sesuatu hal, maka hewan dan tumbuhan tersebut
melangsungkan proses fermentasi yaitu proses pembebasan energi tanpa adanya
oksigen, nama lainnya adalah respirasi anaerob.
sumber : (Lehninger, 2005). |
Dari
hasil akhir fermentasi, dibedakan menjadi fermentasi asam laktat atau asam susu dan fermentasi alkohol.
Contoh :
Fermentasi pada Glukosa :
C6H1206 → 2C2H5OH + 2CO2 + Energi.
Fermentasi pada Glukosa :
C6H1206 → 2C2H5OH + 2CO2 + Energi.
(glukosa) → (etanol)
Dari hasil akhir fermentasi,
dibedakan menjadi fermentasi asam laktat atau asam susu dan fermentasi alkohol.
A.
Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi
dimana hasil akhirnya adalah asam laktat. Peristiwa ini dapat terjadi di otot
dalam kondisi anaerob.
Reaksinya : C6H12O6
→ 2 C2H5OCOOH + Energi enzim Prosesnya :
1.
Glukosa
→ asam piruvat (proses Glikolisis). enzim C6H12O6
→ 2 C2H3OCOOH + Energi 2. Dehidrogenasi asam piravat akan
terbentuk asam laktat.
2.
C2H3OCOOH + 2 NADH2
→ 2 C2H5OCOOH + 2 NAD. (piruvat dehidrogenasa)
Energi yang terbentak dari glikolisis
hingga terbentuk asam laktat : 8 ATP − 2 NADH2 = 8 -
2(3 ATP) = 2 ATP.
sumber : (Campbell, 2003) |
sumber : (Campbell, 2003) |
B.
Fermentasi Alkohol
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan
energi terlaksana karena asam piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2
selanjutaya asam asetat diubah menjadi
alkohol. Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat
menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul
glukosa mampu menghasilkan 38 molekul ATP.
Reaksinya :
1. Gula (C6H12O6) →
asam piruvat (glikolisis)
2. Dekarbeksilasi asam piruvat + asampiruvat → asetaldehid + CO2 →
piruvat dekarboksilase (CH3CHO)
3. Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah
menjadi alkohol (etanol).
2 CH3CHO + 2 NADH2
→ 2 C2H5OH + 2 NAD.
alkohol
dehidrogenase-enzim.
Ringkasan reaksi : C6H12O6 →
2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi
sumber : (Anonim, 2009). |
C.
Fermentasi Asam Cuka
Fermentasi asam cuka merupakan suatu
contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob. Fermentasi ini
dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter
aceti) dengan substrat etanol. Energi yang dihasilkan 5 kali lebih
besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara anaerob.
Reaksi: aerob C6H12O6 →
2 C2H5OH → 2 CH3COOH + H2O + 116
kal (glukosa) bakteri asam cuka asam cuka.
sumber : (Anonim, 2009). |
Reaksi
pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi,
melalui tiga tahap :
1. Glikolisis
: peristiwa perubahan : Glukosa - Glulosa
- 6 - fosfat - Fruktosa 1,6
difosfat -
3 fosfogliseral dehid (PGAL) atau Triosa fosfat - Asam
piravat.
Jadi hasil dari glikolisis :
1. 2 molekul asam piravat
2. 2 molekul NADH yang
berfungsi sebagai sumber elektron berenergi tinggi
3. 2 molekul ATP untuk setiap molekul
glukosa
sumber : (Campbell jilid 1, 2003 |
2. Daur
Krebs : Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau
daur asam sitrat merupakan pembongkaran
asam piravat secara aerob menjadi CO2
dan H2O serta energi kimia.
sumber : (Lehninger, 2005). |
3. Transpor
elektron respirasi : Dari daur Krebs
akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2
(NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam
mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi
melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil
sampingan respirasi selain CO2.
untuk lebih jelasnya proses transpor elektron bisa dilihat di vidio di bawah ini ..... !!!! silahkan !!
untuk lebih jelasnya proses transpor elektron bisa dilihat di vidio di bawah ini ..... !!!! silahkan !!
Produk sampingan respirasi
tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui stomata pada tumbuhan dan
melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi.
Ketiga proses respirasi yang
penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
PROSES
|
AKSEPTOR
|
ATP
|
1. Glikolisis : Glukosa → 2 asam piruvat
|
2 NADH
|
2 ATP
|
2. Siklus Krebs : 2 asetil piruvat → 2 asetil
KoA + 2 CO2
|
8
NADH
|
2 ATP
|
3. Rantai transnpor
elektron respirator : 10
NADH + 502 → 10 NAD+ + 10 H20
|
30 ATP
|
2 FADH2
|
Anabolisme
dan Katabolisme dari Karbohidrat
Metabolisme
karbohidrat
mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul organik
kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan
enzim, yang dikenal pula sebagai jalur metabolisme. Metabolisme
total merupakan semua proses biokimia di dalam organisme. Metabolisme sel
mencakup semua proses kimia didalam sel. Tanpa metabolisme, makhluk
hidup tidak dapat bertahan hidup.
Karbohidrat merupakan
hidrat dari unsur karbon (C). Peristiwa ini banyak dijumpai pada tubuh makhluk
hidup, baik tumbuhan, hewan, atau manusia.
A.
Struktur
Karbohidart
merupakan sumber energi utama dan sumber serat utama. Karbohidrat
mempunyai tiga unsur yaitu karbon, hidrogen dan oksigen. Jenis-jenis
karbohidrat sangat beragam. Karbohidrat dibedakan satu dengan yang lain
berdasarkan susunan atom-atomnya, panjang pendeknya rantai
serta jenis ikatan. Dari kompleksitas serta ukurannya.
Karbohidrat
dibedakan menjadi karbohidrat sederhana (monosakarida dan disakarida) dan
karbohidrat dengan struktur yang kompleks (polisakarida). Selain kelompok
tersebut juga masih ada oligosakarida yang memiliki monosakarida lebih pendek
dari polisakarida, contohnya adalah satkiosa, rafinosa, fruktooligosakarida,
dan galaktooligosakarida (Anonim, 2009).
1. Monosakarida
a.
Glukosa : Glukosa merupakan produk
utama yang dibentuk dari hidrolisis karbohidrat kompleks dalam proses
pencernaan. Glukosa ,merupakan bentuk gula yang biasnya terdapat pada aliran
darah dan dalam sel. Glukosa dioksidasi untuk menghasilkan energy dan disimpan
dalam hati untuk sebagi glikogen.
b.
Fruktosa : Fruktosa dinamakan juga
gula tebu.
c.
Galaktosa : Produk ini diproduksi
dari laktosa (gula dalam susu) dengan car hidroisis dalam proses pencernaan dan
terdapat dalam bentuk bebas.
d.
Mannosa : Mannosa tidak terdapat
dalam bentuk bebas dalam makanam, merupakn turunan dari mannosan yan terdapat
dari beberpa leguminosa.
2. Oligosakarida
Didalam
oligosakarida terdapat pula disakarida, trisakarida dan tetrasakarida, oligasakarida ini merupakan ikatan dari monosakarida
yang tidak melebihi dari ikatan polisakarida.
Adapun
contohnya sebagai berikut :
·
Disakarida non-pereduksi
a. Sukrosa : sukrosa
ini terdiri dari glukosa dan fruktosa.
- Trehalosa : kupulan mosoakarida ini banyak terdapat
pada hemolimfe dari insekta
·
Disakarida pereduki
a a. Maltosa : terdiri dari dua molekul
glukosa.
b. Laktosa : Pada hidrolisi lakstosa akan menghasilakn
galaktosa dan glukosa.
c. Selubiosa : Merupakan disakaroda [enyusun selulosa
terdiri dari dua molekul glukosa dengn i
katan glikosidik
·
Trisakarida
a a. Rafinosa : rafinosa terdiri dari
galaktosa, glukosa dan fruktosa. Senyawa ini dikenal dengan
nama galaktosil
sukrosa.
b. Gelatinosa : terdiri atas glukosa, glukosa dan
fruktosa.
c. Polisakarida
Polisakarida yang terdapat pada ayam berfungsi strktural dan berperan sebagai cadangan energi. Semua polisakarida dapat dihidrolisis oleh asam atau enzim
akan menghasilkan monosakarida dan derivate monosakarida.
·
Homopolisakarida : merupakn
polisakarida yang menghasilkan satu tipe monosakarida pada proses hidrolisis.
a a. Selulosa : berbemtuk linear, tidak
larut dalam air dan merupakn rangakain molekul
beta-D-glukosa 10.000-5.000 unit
- Glikogen : serupa dengn amilopektin, Percabangan yang
dijumapai pada glikogen terjadi pada setiap 8-12 unti glukosa, sehingga
tamapk terlihat lebih kompak.
- Amilum : Amilum terdiri dari dua macam polimer glukosa
yaitu amilosa (ranytai panjang dan tidak bercabang) dan amilo pectin.
- Khitin.
·
Heteropolisakarida : merupakan
polisakarida yang menghasilkan campuaran antara monosakarida dan derivatnya.
a a. Glikosaminoglikan
- Peptidoglikan (Prastowo, 2008)
B. Fungsi
- Simpanan Energi, bahan bakar dan senyawa antara
metabolism
- Bagian dari kerangka structural dari pembentuk RNA dan
DNA
- Merupakn eleme structural dari dinding sel tanamn
mauoun bakteri
- Identitas sel, berikatan dengan protein atau lipid dan
berfungsi dalam proses pengenalan antar sel (Nuringtyas. 2009)
- Katabolisme
Pada Proses
katabolisme karbohidrat, sering disebut dengan glikolisis. Proses
degradasi 1 molekul glukosa (C6) menjadi 2 molekul
piruvat (C3) yang terjadi dalam serangkaian reaksi
enzimatis yg menghasilkan energi bebas dalam bentuk ATP dan NADH.
Proses glikolisis terdiri dari 10
langkah reaksi yang terbagi menjadi 2 Fase, yaitu:
·
5 langkah pertama yang disebut fase preparatory
·
5 langkah terakhir yang disebut fase
payoff
Fase
I memerlukan 2 ATP dan Fase II menghasilkan 4 ATP dan 2 NADP, sehingga
total degradasi glukosa menjadi 2 molekul piruvat menghasilkan 2 molekul ATP dan 2
molekul NADP.
Pada
tahap pertama, molekul D-Glukosa diaktifkan bagi reaksi berikutnya dengan
fosforilasi pada posisi 6, menghasilkan glukosa-6-fosfat
dengan memanfaatkan ATP Reaksi ini bersifat tidak dapat balik. Enzim heksokinase merupakan
katalis dalam reaksi tersebut dibantu oleh ion Mg2+ sebagai kofaktor.
Reaksi
berikutnya ialah isomerasi
yaitu pengubahan glukosa-6-fosfat, yang merupakan suatu aldosa, menjadi fruktosa-6-fosfat, yang merupakan
suatu ketosa, dengan enzim
fosfoglukoisomerase dan dibantu oleh ion Mg2+.
Tahap
selanjutnya adalah fruktosa-6-fosfat diubah menjadi fruktosa-1,6-difosfat oleh enzim fosoffruktokinase dibantu oleh
ion Mg2+ sebagai kofaktor. Dalam reaksi ini,gugus fosfat dipindahkan dari ATP
ke fruktosa-6-fosfat pda posisi 1.
Reaksi
tahap keempat dalam rangkaian reaksi glikolisis adalah penguraian molekul
fruktosa-1,6-difosfat membentuk dua
molekul triosa fosfat, yaitu dihidroksi
aseton fosfat dan D-gliseraldehid-3-fosfat
oleh enzim aldolase fruktosa difosfat atau enzim aldolase. Hanya satu di antara dua triosa fosfat
yang dibentuk oleh aldolase, yaitu gliseraldehid-3-fosfat,
yang dapat langsung diuraikan pada tahap reaksi glikolisis berikutnya. Tetapi,
dihidroksi aseton fosfat dapat dengan cepat dan dalam reaksi dapat balik,
berubah menjadi gliseraldehid-3-fosfat oleh enzim isomerase triosa fosfat.
Tahap
selanjutnya adalah reaksi oksidasi gliseraldehid-3fosfat menjadi asam 1,3 difosfogliserat. Dalam reaksi
ini digunakan koenzim NAD+,
sedangkan gugus fosfat diperoleh dari asam fosfat. Enzim yang mengkatalisis
dalam tahap ini adalah dehidrogenase gliseraldehida fosfat. Pada tahap ini, enzim kinase fosfogliserat mengubah
asam 1,3-difosfogliserat menjadi asam 3-fosfogliserat.
Dalam reaksi ini terbentuk satu molekul
ATP dari ADP dan memerlukan ion Mg2+ sebagai kofaktor. Pada
tahap ini, terjadi pengubahan asam 3-fosfoliserat menjadi asam 2-fosfogliserat. Reaksi ini melibatkan
pergeseran dapat balik gugus fosfat dari posisi 3 ke posisi 2. Reaksi ini
dikatalisis oleh enzim fosfogliseril mutase dengan ion Mg2+ sebagai
kofaktor.
Reaksi
berikutnya adalah reaksi pembentukan asam fosfoenol piruvat dari asam 2-fosfogliserat dengan katalisis enzim
enolase dan ion Mg2+ sebagai kofaktor. Reaksi pembentukan asam
fosfoenol piruvat ini ialah reaksi dehidrasi.
Tahap terakhir pada glikolisis ialah reaksi
pemindahan gugus fosfat berenergi tinggi dari fosfoenolpiruvat ke ADP yang
dikatalisis oleh enzim piruvat kinase sehingga terbentuk molekul ATP dan
molekul asam piruvat (Campbell,2003).
Anabolisme
dan katabolisme dari Lemak
A.
Struktur
Berdasarkan
struktur dan fungsi bermacam-macam lemak menjadi salah satu dasar
pengklasifiksian lemak.
- Asam-asam lemak : Merupakan suatu rantai hidrokarbon
yang mengandung satu gugus metal pada salah satu ujungnya dan salah satu
gugus asam atau karboksil. Secara umum formula kimia suatu asam lemak
adalah CH3(CH2)nCOOH, dan n biasanya
kelipatan dua.
·
Rantai pendek : rantai hidrokarbonnya
terdiri dari jumlah atom karbon genap 4-6 atom.
·
Rantai sedang : 8-12 atom
·
Rantai panjang : 14-26 atom.
Dan asam
lemak-asam lemak ini merupakan asam lemak jenuh, sedangkan untuk asam lemak
tidak jenuh, adalh yang mempunayi ikatan rangkap astu lebih misalnya
palmitoleat, linolenat, arakhidat, dan lain sebagainya. CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH
(oleat).
Turunan-turunan asam lemak :
merupakan suatu komponen yang terbentuk dari satu atau lebih asam lemak yang
mengandung alcohol dan disebut ester. Terdapat dua golongan ester yaitu
gliserol ester dan cholesterol ester.
·
Gliserol ester : terbentuk melalui
metabolism karbohidrat yang mengandung tiga atom karbon, yang salah satu ataom
karon bersatu dengan salah satu gugus alcohol. Reaksi kondensasi antara gugus
karboksil dengan gugus alcohol dari gliserol akan membentuk gliserida,
tergantung dari jumlah asam lemak dari gugus alkohol yang membentuk raeksi
kondensasi. (monogliserida, digliserida, trigliserida)
·
Kolesterol ester : terbentuk melelui
reaksi kondensasi, sterol, kolesterol, dan sam lemak terikat dengan gugus
alcohol.
·
Glikolipid : komponen ini mempunayi
sifat serperti lipid, terdiri dari satu atu lebih komponen gula, dan biasanya
glukosa dan galaktosa.
·
Sterol : merupakan golongan lemak
yang larut dalam alcohol, Mislanya kolesterol sterol. Berbeda dengan struktur
lainnya sterol mempunyai nucleus dengan empat buah cincin yang saling
berhubunga, tiga diantaranya mengandung 6 atom karbon, sedang yang keempat
mengandung 5 atom karbon (Piliang. 2006).
3 Metabolisme
glisero
Gliserol
sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi.
Gliserol ini selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu
glikolisis. Pada tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP
membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya senyawa ini masuk ke dalam rantai
respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu produk antara dalam jalur
glikolisis.
·
Oksidasi
asam lemak (oksidasi beta)
Untuk
memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses yang dinamakan
oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus
diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP dan Koenzim A,
asam lemak diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase
(Tiokinase).
Asam lemak
bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang. Asam lemak rantai
panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan senyawa
karnitin, dengan
Rumus : (CH3)3N+-CH2-CH(OH)-CH2-COO-
(Murray, et al, 2003).
·
Sintesis
asam lemak
Makanan
bukan satu-satunya sumber lemak kita. Semua organisme dapat men-sintesis asam
lemak sebagai cadangan energi jangka panjang dan sebagai penyusun struktur
membran. Pada manusia, kelebihan asetil KoA dikonversi menjadi ester asam
lemak. Sintesis asam lemak sesuai dengan degradasinya (oksidasi beta). Sintesis
asam lemak terjadi di dalam sitoplasma. ACP (acyl carrier protein) digunakan
selama sintesis sebagai titik pengikatan. Semua sintesis terjadi di dalam
kompleks multi enzim-fatty acid synthase. NADPH digunakan untuk sintesis
(Murray, et al, 2003).
Anabolisme
dan Katabolisme dari Protein
A.
Struktur
Diliht
dari tingkat organisasi struktur, protein dapat diklasifikasikan ke dalam empat
kelas dengan urutan kerumitan yang berkurang. Kelas-kelas itu adalah :
- Struktur primer :
hanya urutan asam amino di dalam rantai protein. Struktur
primer protein diselenggarakan oleh ikatan-ikatan (peptida) yang kovalen.
- Struktur sekunder. Hal ini merujuk ke banyaknya
struktur helix-aa atau lembaran berlipatan-B setempat yang berhubungan
dengan struktur protein secara keseluruhan. Struktur sekunder protein
diselenggarakan oleh ikatan-ikkatan hidrogen antara oksigen karbonil dan
nitrogen amida dari rantai polipeptida.
- Struktur tersier. Hal ini menunjuk ke cara rantai
protein ke dalam protein berbentuk bulat dilekukkan dan dilipat untuk
membentuk struktur tiga-dimensional secara menyeluruh dari molekul
protein. Struktur tersier diselenggarakan oleh onteraksi antara
gugus-fufus R dalam asam amino.
- Struktur kuartener. Banyak protein ada sebagai
oligomer, atau molekul-molekul besar terbentuk dari pengumpulan khas dari
subsatuan yang identik atau berlainan yang dikenal dengan protomer
(Poedjiadi, 2005).
B. Fungsi
1.
Membentuk jaringan/ bagian tubuh
lain
2.
Pertumbuhan (bayi, anak, pubertas)
3.
Pemeliharaan (dewasa)
4.
Membentuk sel darah
5.
Membentuk hormon, enzym,
antibody,dll
6.
Memberi tenaga (protein sparing
efek)
7.
Pengaturan (enzim, hormone) (Anonim,
2009 (b))
C.
Anabolisme
Proses
anabolisme atau sintesis protein secara garis besar dibagi dalam tiga tahap
yaitu, tahap pemrakarsaan (initiation), tahan pemanjangan (elongation), dan
tahap penghentian (termination).
1. Tahap
Initiation
a. Tahap ini merupakan tahap interaksi antara ribosom
subunit besar dan subunit kecil. Inisiator aminosil tRNA hanya dapat berikatan
dengan kodon AUG yang disebut juga kodon pemrakarsa, karena AUG adalah kode
untuk asam amino metionin. Metionin ini akan digandeng oleh inisiator aminoasil
tRNA, shingga tRNA ini sering disebut dengan Met-tRNA. Tahap inisiasi diawai
dengan pemisahan ribosom sub unit besar dengan ribosom sub unit kecil.
b. Langkah
kedua adalah Met-tRNA berinteraksi dengan GTP.
c.
Langkah ketiga kombinasi Met-tRNA dan GTP akan bergabung dengan ribosom su-unit
kecil. Dan ini akan mengakibatkan langkah selanjutnya.
d.
Pada langkah keempat ribosom subunit kecil akan siap bergabung dengan mRNA
dalam satu reaksi kompleks yang melibatkan hidrolisis ATP.
e.
Pada langkah ke lima terjadi penyatuan ribosom sub unit kecil dan ribosom
subunit besar yang disertai dengan hidrolisis GTP menjadi GDP. Tahap ini
diakhiri dengan gabungnya antara ribosom dengn mRNA dan Met-tRNA.
2. Tahap Pemanjangan
(Elongasi)
Setelah
terbentuk pemrakarsaan (initiating complex), maka ribosom subunit besar akan
menempel pada ribosom sub unit kecil.dengan diahului oleh hidrolisis terhadap
molekul GTP, sehingga dihasilkan dua tempat yang terpisah pada ribosom sub unti
besar yaitu sisi P (Pepetidil) dan sisi A (aminoasil). Pada proses elongasi
ribosom akan bergerak sepanjang mRNA untuk menerjemahkan pesan yang dibawa oleh
mRNA dengan arah gerakan dari 5’ ke 3’.
Langkah
pertama dari proses elongasi adalah reaksi pengikatan aminoasil tRNA (AA2)
dengan GTP. Pada langkah sealnjutnya yaitu terjadi ikatan pada kompleks
tersebut pada ribosom sisi A.
Pada
langkah ketiga GTP dihidrolisis, Met RNA terdapat pada sisi P dan
aminoasil-tRNA (AA2) pada sisi A siap untuk membentuk rantai peptide pertama.
Pada
langkah keempat metionin yang digandeng oleh tRNA inisiator pada sisi P mulai
terikat asam amino yang dibawa oleh tRNA pada sisi A dengan ikatan peptide yang
membentuk dipeptida. Sehingga sisi P ribosom menjadi kosong, reaksi ini
dikatalis oleh peptidil transferse yang dihasilkan oleh ribosom sub unit besar.
Pada
langkah terakhir ribososm bergerak sepanjang mRNA menuju ke 3’ sehingga
dipeptida yang sudah terbentuk dari sisi A aka berganti menempati sisi P,
sehingga sisi A menjadi kosong. Dan pada sisi A akan terbuka kodon dan akan
dimasuki tRNA. Setelah kedua tempat di ribosom terisi oleh tRNA yang
menggandeng asm amino masing-masing, asam amio akan sangat berdekatan, dan
akibatnya akan terjadi ikatan peptide diantara keduanya.
3. Tahap Penghentian (terminasi)
Pada tahap
ini dikenal dengan tahap penghentian, Jadi tahap ini penejemahan kan berhenti
apabila kodon penghenti (UAA, UAG, atau UGA) masuk ke sisi A. Hal ini akan
terjadi jika tidak ada staupun tRNA yang memiliki anti kodon yang dapat
berpasangan dengn kodon-kodon penghenti. Setelah itu sebgai pengganti tRNA,
masuklah factor pembebas atau RF (Release Faktor) ke sisi A. Faktor ini
bersama-sama dengan molekul GTP, melepaskan rantai polipepetida yang telai usai
dibentuk oleh tRNA. Setelah itu RIbosom kembali terpisah menjadi unti besar dan
unit kecil serta kembali ke sitosol untuk kemudian akan berfungsi lagi sebagia
penerjemah (Marianti, 2007).
D.
Katabolisme
Asam-asam
amino tidak dapat disimpan oleh tubuh. Jika jumlah asam amino berlebihan atau
terjadi kekurangan sumber energi lain (karbohidrat dan protein), tubuh akan
menggunakan asam amino sebagai sumber energi. Tidak seperti karbohidrat dan
lipid, asam amino memerlukan pelepasan gugus amin. Gugus amin ini kemudian
dibuang karena bersifat toksik bagi tubuh.
Terdapat
2 tahap pelepasan gugus amin dari asam amino, yaitu:
1. Transaminasi : Enzim aminotransferase
memindahkan amin kepada α-ketoglutarat menghasilkan glutamat atau kepada
oksaloasetat menghasilkan aspartat
2. Deaminasi oksidatif : Pelepasan amin dari
glutamat menghasilkan ion ammonium Gugus-gugus amin dilepaskan menjadi ion
amonium (NH4+) yang selanjutnya masuk ke dalam siklus urea di hati. Dalam
siklus ini dihasilkan urea yang selanjutnya dibuang melalui ginjal berupa urin.
Proses
yang terjadi di dalam siklus urea digambarkan terdiri atas beberapa tahap
yaitu:
- Dengan peran enzim karbamoil fosfat sintase I, ion
amonium bereaksi dengan CO2 menghasilkan karbamoil fosfat. Dalam raksi ini
diperlukan energi dari ATP
- Dengan peran enzim ornitin transkarbamoilase, karbamoil
fosfat bereaksi dengan L-ornitin menghasilkan L-sitrulin dan gugus fosfat
dilepaskan.
- Dengan peran enzim argininosuksinat sintase, L-sitrulin
bereaksi dengan L-aspartat menghasilkan L-argininosuksinat. Reaksi ini
membutuhkan energi dari ATP
- Dengan peran enzim argininosuksinat liase,
L-argininosuksinat dipecah menjadi fumarat dan L-arginin
- Dengan peran enzim arginase, penambahan H2O terhadap
L-arginin akan menghasilkan L-ornitin dan urea (Lehninger, 2005).
Keterkaitan
Proses Katabolisme dan Anabolisme
Proses katabolisme dan anabolisme
dalam suatu organisme berlangsung secara kontinyu dan bersamaan. Keduanya
merupkan proses pengubahan energi sehingga energi dalam tubuh organisme
tersebut teap tersedia.
Tumbuhan hijau sebagai organisme
fotoautotrof menyediakan sumber energi kimia bagi organsime heterotrof,
sebaliknya organisme heterotrof akan melepaskan sisa metabolsime berupa CO2 dan
H2O yang akan dimanfaatkan kembali oleh tumbuhan hijau untuk proses fotosintesis.
Secara ekologis terdapat hubungan
antara tumbuhan hijau sebagai produsen dan hewan sebagai konsumen dalam proses
transformasi energi. Dalam tubuh individu organisme itu sendiri terjadi proses
penyususnan dan dan pembongkaran zat untuk transformasi energi.
Dalam tumbuhan hijau, mereka menyusun
makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Selajutnya ia juga memanfaatkan
senyawa kimia yang terbentuk dari fotosintesis tersebut untuk prosesn respirasi
sel guna menghasilkan energi. Bahkan mungkin kalian pernah mengamati beberapa
tumbuhan dapat menyimpan cadangan makanannya sebagai energi cadangan, yang
tersimpan dalam bentuk umbi-umbian. Begiti pula dalam tubuh hewan, termasuk
dalam tubuh manusia terjadai proses penyusunan dan pembongkaran zat tersebut.
Disamping ada proses respirasi protein (katabolisme) untuk memperoleh energi,
juga terjadi proses penyusunan (sintesis) protein yang penting untuk
tersedianya protein guna membangun sel atau jaringan yang rusak dan sebagai
pembangun struktur jaringan tubuh. Demikian pula sintesis lemak dan pembongaran
lemak, merupkan dua proses yang saling berkaitan satu sama lain.
Keterkaitan
Metabolisme Karbohidrat, Lemak, dan Protein
Proses
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak daalam sel tubuh manusia, satu sama
lain saling terkait. Ketiga proses metabolsime tersebut akan melewati senyawa
asetil CO-A, sebagai senyawa antara untuk memasuki siklus Krebs. Begitu pula
apabila terjadi kelebihan sintesis glukosa, maka dalam tubuh akan diubah
menjadi senyawa lemak sebagai cadangan energi.
Gambar diagram hubungan antara
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak
Enzim
Enzim merupakan biokatalisator atau katalisator organik yang
dihasilkan oleh sel.
Struktur enzim terdiri dari:
·
Apoenzim,
yaitu bagian enzim yang tersusun dari protein, yang akan rusak bila
suhu terlampau panas(termolabil).
·
Gugus Prostetik
(Kofaktor), yaitu bagian enzim yang tidak tersusun dari protein,
tetapi dari ion-ion logam atau molekul-molekul organik yang disebut koenzim. Molekul gugus prostetik
lebih kecil dan tahan panas (termostabil), ion-ion logam yang menjadi kofaktor
berperan sebagai stabilisator agarenzim tetap aktif. Koenzim yang terkenal pada
rantai pengangkutan elektron (respirasi sel), yaitu NAD (Nikotinamid Adenin
Dinukleotida), FAD (Flavin Adenin Dinukleotida), SITOKROM.
Enzim mengatur kecepatan dan
kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel. Walaupun enzim
dibuat di dalam sel, tetapi untuk bertindak sebagai katalis tidak harus berada
di dalam sel. Reaksi yang dikendalikan oleh enzim antara lain ialah respirasi,
pertumbuhan dan perkembangan, kontraksi otot, fotosintesis, fiksasi, nitrogen,
dan pencernaan.
Enzim mempunyai sifat-siat sebagai
berikut:
1. Biokatalisator, mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut
bereaksi.
2. Thermolabil;
mudah rusak, bila dipanasi lebih dari suhu 60º C, karena enzim tersusun dari
protein yang mempunyai sifat thermolabil.
3. Merupakan senyawa protein sehingga sifat protein tetap
melekat pada enzim.
4. Dibutuhkan
dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya sangat cepat dan dapat
digunakan berulang-ulang.
5.
Bekerjanya ada yang di dalam sel (endoenzim) dan di luar sel (ektoenzim),
contoh ektoenzim: amilase,maltase.
6. Umumnya enzim bekerja mengkatalisis reaksi
satu arah, meskipun ada juga yang mengkatalisis reaksi dua arah, contoh :
lipase, meng- katalisis pembentukan dan penguraian lemak. lipase Lemak + H2O
→ Asam lemak + Gliserol
7.
Bekerjanya spesifik ; enzim bersifat spesifik, karena bagian yang aktif
(permukaan tempat melekatnya substrat) hanya setangkup dengan permukaan
substrat tertentu.
8. Umumnya enzim tak dapat bekerja tanpa
adanya suatu zat non protein tambahan yang disebut kofaktor.
Pada reaksis
enzimatis terdapat zat yang mempengarahi reaksi, yakni aktivator dan inhibitor, aktivator dapat mempercepat jalannya
reaksi, 2+ 2+ contoh aktivator enzim: ion Mg, Ca, zat organik seperti
koenzim-A. Inhibitor akan menghambat jalannya reaksi enzim. Contoh inhibitor :
CO, Arsen, Hg, Sianida.
Fungsi Enzim Dalam Metabolisme :
Metabolisme merupakan sekumpulan
reaksi kimia yang terjadi pada makhluk hidup untuk menjaga kelangsungan
hidup.Reaksi-reaksi ini meliputi sintesis molekul besar menjadi molekul yang
lebih kecil (anabolisme) dan penyusunan molekul besar dari molekul yang lebih
kecil (katabolisme).
Beberapa reaksi kimia tersebut
antara lain respirasi, glikolisis, fotosintesis pada tumbuhan, dan protein
sintesis. Dengan mengikuti ketentuan bahwa suatu reaksi kimia akan berjalan
lebih cepat dengan adanya asupan energi dari luar (umumnya pemanasan), maka
seyogyanya reaksi kimia yang terjadi pada di dalam tubuh manusia harus diikuti
dengan pemberian panas dari luar.
Fungsi enzim dalam metabolism :
Sebagai contoh adalah pembentukan
urea yang semestinya membutuhkan suhu ratusan derajat Celcius dengan
katalisator logam, hal tersebut tidak mungkin terjadi di dalam suhu tubuh
fisiologis manusia, sekitar 37° C. Adanya enzim yang merupakan katalisator
biologis menyebabkan reaksi-reaksi tersebut berjalan dalam suhu fisiologis
tubuh manusia, sebab enzim berperan dalam menurunkan energi aktivasi menjadi
lebih rendah dari yang semestinya dicapai dengan pemberian panas dari luar.
Kerja enzim dengan cara menurunkan
energi aktivasi sama sekali tidak mengubah ΔG reaksi (selisih antara energi
bebas produk dan reaktan), sehingga dengan demikian kerja enzim tidak
berlawanan dengan Hukum Hess 1 mengenai kekekalan energi.
Selain itu, enzim menimbulkan
pengaruh yang besar pada kecepatan reaksi kimia yang berlangsung dalam
organisme. Reaksi-reaksi yang berlangsung selama beberapa minggu atau bulan di
bawah kondisi laboratorium normal dapat terjadi hanya dalam beberapa detik di
bawah pengaruh enzim di dalam tubuh.
Terdapat berbagai macam peranan atau
Fungsi dari pasa enzim yakni :
- Reduksi, yaitu reaksi penambahan hydrogen, electron
atau pelepasan oksigen.
- Dehidrasi yaitu pelepasan molekul uap air (H20).
- Oksidasi yaitu reaksi pelepasan molekul hydrogen,
electron atau penambahan oksigen
- Hidrolisis yaitu reaksi penambahan H20 pada suatu
molekul dan diikuti pemecahan molekul pada ikatan yang ditambah H20.
- Deminase yaitu reaksi pelepasan gugus amin (NH2)
- Dekarbolisasi yaitu reaksi pelepasan CO2 dan gugusan
karbosil.
- Fosforilasi yaitu reaksi pelepasan fosfat.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell dkk. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Campbell dkk. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
pembahasan nya mohon lebih lengkapa lagi
BalasHapusWah lengkap sekali
BalasHapusMakhluk multiseluler, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan tersusun atas jutaan sel. Tiap sel memiliki fungsi tertentu untuk kelangsungan hidup suatu organisme. Untuk menjalankan fungsinya, sel melakukan proses metabolisme. Metabolisme adalah reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam sel. Reaksi kimia ini akan mengubah suatu zat menjadi zat lain.
BalasHapus